JAKARTA, Kamis, 25 Februari 2010 | 19:57 WIB
KOMPAS.com - PT Astra International Tbk melaporkan berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 10,040 triliun atau meningkat 9 persen dari 2008 Rp 9,191 triliun. Prestasi tetap diperoleh meski perekonomian nasional tengah dilanda krisis keuangan global sejak akhir 2008 hingga pertengahan tahun lalu.
Angka tersebut diperoleh dari pendapatan bersih Perseroan yang mencapai Rp 98,526 triliun, sedikit di atas 2008 yakni Rp 97,064 triliun. Sementara laba usaha Perseroan naik 7 persen menjadi Rp 12,756 triliun (2009) dibandingkan Rp 11,876 triliun (2008).
Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan. Laba bersih per saham naik 9 persen menjadi Rp 2.480 dari sebelumnya Rp 2.270.
Pelaksana Tugas Presiden Direktur Astra, Prijono Sugiarto menjelaskan, pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun lalu tercatat 4,5 persen memberi kesempatan Astra membukukan rekor laba bersih Perseroan dengan membaiknya penyerapan konsumen domestik sepanjang 2009.
”Grup Astra membukukan kinerja yang sangat baik di tahun lalu maski berlangsung resesi ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tetap positif menyusul dikeluarkannya berbagai stimulus ekonomi untuk meningkatkan permintaan domestik," ujar Prijono dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (25/2/2010).
Pencapaian positif, lanjutnya, juga tak terlepas dari konsistesi penerapan berbagai pengembangan yang digulirkan semasa kempemimpinan almarhum Michael D Ruslim sebagai Presiden Direktur Astra.
Laba usaha dari bidang usaha otomotif dan jasa keuangan, di luar perusahaan asosiasi dan patungan, pada tahun 2009 meningkat 7 persen menjadi Rp 4,1 triliun dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan patungan pada bidang ini mencapai Rp 2,5 triliun atau naik 6 persen dari 2008.
Selanjutnya, nilai ekuitas Perseroan meningkat 21 persen dari Rp 33,1 triliun (per 31 Desember 2008) menjadi Rp 39,9 triliun per akhir Desember 2009. Hal ini mengakibatkan nilai aktiva bersih per lembar saham menjadi sebesar Rp 9.854 naik 21 persen dari Rp 8.171 tahun sebelumnya.
Final dividen sebesar Rp 830 per lembar saham (2008: Rp 570 per saham) akan diajukan kepada pemegang saham saat Rapat Umum Pemegang Saham pada bulan Mei 2010. Jika disetujui, dengan dividen interim Rp 290 per saham (2008: Rp 300 per saham) yang telah dibayar November 2009, maka total dividen menjadi Rp 1.120 per saham (2008: Rp 870 per saham) atau mengalami kenaikan sebesar 29 persen.
Jurnal Konvergensi PSAK ke IFRS
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar