Oleh: Benny Dwi Koestanto
PANTAI Kuta boleh termasyhur sejak Mads Lange dari Denmark datang berdagang pada abad ke-19. Namun, sejak Julia Roberts datang, nama Pantai Padang-Padang-lah yang mulai mengemuka. Ada juga Dreamland, Pantai Geger, Pantai Canggu, Pantai Suluban, dan pantai-pantai lain dengan pesonanya yang masih belum banyak disentuh wisatawan.
Kuta selalu menciptakan kerinduan bagi siapa saja yang sudah ke sana. Namun, sebaiknya Anda tak takut mengeksplorasi tempat-tempat indah, yang menurut beberapa orang malah lebih indah dari Kuta. Niscaya Anda akan semakin jatuh cinta dengan Bali.
Pantai indah di Bali tak hanya Kuta. Pantai yang sedang naik daun gara-gara film Eat, Pray, Loveyang dibintangi Julia Roberts adalah Padang-Padang. Film melejitkan pantai ini seperti Pulau Phi-Phi, Provinsi Krabi, Thailand, yang beken berkat film The Beach yang dibintangi aktor Leonardo Di Caprio.
Padang-Padang
Pantai Padang-Padang berlokasi 30 kilometer arah selatan Kuta, sejajar dengan Pantai Jimbaran, tak jauh dari kawasan Pura Luhur Uluwatu di sisi barat laut Bali. Apabila Anda membutuhkan suasana tenang dan privat, ada baiknya mencoba ke sana.
Pantai Padang-Padang masih sangat alami. Sebuah kondisi kontras dengan Kuta yang hampir tiap tahun ditata sedemikian rupa setelah rutin terkena abrasi. Di Padang-Padang, karang menjulang dengan rimbun pohon di sekelilingnya memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Pada siang hari, karang itu menjadi pelindung sekaligus area yang nyaman dari sengatan matahari.
Suluban
Masih di Desa Pecatu, wisatawan bisa menikmati pantai setipe, yakni di Pantai Suluban. Suluban dalam bahasa Bali berarti ”berjalan atau lewat di bawah sesuatu”. Untuk sampai di pantai itu, pengunjung yang ingin ke sana harus melewati goa batu karang sebelum akhirnya sampai di pantai yang luas, berpasir putih dengan gemuruh gelombang yang disenangi wisatawan peselancar.
Pecatu tentu saja tak bisa dilepaskan dari keberadaan Pantai Dreamland. ”Pantai Impian” yang juga mendapat sebutan New Kuta itu kini lebih tertata setelah pembangunan Kelapa Resort yang menjadi satu kawasan yang dikembangkan Bali Pecatu Graha. Kompleks ini terdiri dari perumahan elite, lapangan golf, dan perhotelan. Kelapa Resort menjadi semacam pintu masuk ke wilayah pantai, dilengkapi lounge dan rumah makan kelas atas. Wisatawan tetap dapat menikmati pantai ini melalui akses jalan dan parkir di selatan kawasan resor itu.
Geger
Kawasan pantai lain di luar ketiga tipe pantai-pantai di atas adalah Pantai Geger. Geger yang ada di sisi timur dan selatan Bali menawarkan kesegaran pagi plus ketenangan suasana lautnya. Pantai Geger terletak di Sawangan, sekitar tiga kilometer dari selatan wilayah Nusa Dua. Di tengah suasana kesibukan petani rumput laut, wisatawan tidak perlu membayar satu sen pun karena pantai ini bebas bea masuk.
Cukup membayar parkir kendaraan, wisatawan bisa sepuasnya menikmati ketenangan pantai itu, lengkap dengan pasir putih tentu saja. Untuk menikmati minuman-makanan, di salah satu sudut terdapat beberapa warung yang menyediakan beraneka minuman ringan. Warung beratap ilalang ini menyatu dengan alam, seolah belum tersentuh pembangunan ala dunia pariwisata modern.
Masih banyak
Beberapa alternatif pilihan pantai di atas seyogianya dapat memupus kekhawatiran sejumlah pihak bahwa Bali akan ditinggalkan orang.
Beberapa alternatif pilihan di atas sengaja dipilih untuk liburan akhir tahun. Pertimbangannya, ada keterbatasan waktu berlibur para wisatawan di akhir tahun ini yang rata-rata maksimal sepekan.
Kalau didaftar, sebenarnya masih banyak pantai di kawasan lain di Bali yang memesona. Mulai dari pantai timur Denpasar, yakni Pantai Matahari Terbit hingga Mertasari. Pantai Matahari terbit, misalnya, paling baik didatangi mulai pukul 6 pagi hingga kira-kira 7.30. Sambil berburu foto-foto matahari terbit, kita bisa menikmati sarapan sambil menyeruput teh atau jeruk hangat. Ada juga pantai-pantai di timur Karangasem dan utara Singaraja, seperti Lovina yang terkenal dengan lumba-lumbanya. Di sekitar Petitenget juga ada Pantai Canggu dan Eco Beach.
”Soal keamanan jangan khawatir, tim SAR di tiap-tiap wilayah selalu siap sedia mengamankan wilayah masing-masing pantai, khususnya yang sudah dibuka menjadi tempat wisatawan umum,” kata Ketua Tim SAR Bali Ketut Parwa, Sabtu (25/12/2010). Kawasan pantai pada umumnya juga dijaga keamanannya oleh pecalang di desa adat setempat.
Kunci lain untuk lebih memasarkan pantai-pantai di Bali sejatinya adalah mengubah paradigma atas wisatawan domestik. Bukan rahasia lagi, jika sebagian pemangku kepentingan wisatawan di Bali lebih mengutamakan pasar mancanegara dibanding domestik.
Padahal, menurut salah satu pelaku wisata di Bali, Jro Gede Karang Suarsana, ”Ketika jumlah mereka (wisatawan domestik) besar dan ekonomi negara secara makro bagus, mereka bisa lebih boros dari wisman mana pun.”
Mantan Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali itu mengungkapkan, sejumlah pelancong domestik dari kalangan menengah ke atas terkenal sangat royal. Maka, pembedaan perlakuan antara wisman dan wisdom harus dihilangkan. Mereka bisa bersanding menikmati keindahan suasana pantai-pantai di Bali, tak hanya di kawasan Kuta semata.
Kompas Cetak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar