JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Bank Mandiri berharap kantor perwakilannya di Shanghai, China, bisa segera ditingkatkan statusnya menjadi kantor cabang. Dengan menjadi kantor cabang, Mandiri bisa menyediakan layanan perbankan yang lengkap, seperti menghimpun dana dan menyalurkan kredit, terutama untuk kegiatan perdagangan Indonesia-China.
”Kami merintis pembukaan kantor cabang di China sejak 2003 dengan langkah awal mendirikan kantor perwakilan. Namun, hingga kini otoritas perbankan China tidak memberi izin peningkatan status menjadi kantor cabang,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo, Kamis (8/4) di Jakarta.
Karena itu, Agus menyambut baik kesepakatan Pemerintah Indonesia dan China dalam renegosiasi perdagangan bebas terkait ACFTA, yang salah satu butirnya adalah komitmen China memberikan izin pembukaan kantor cabang kepada Bank Mandiri.
Agus menjelaskan, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, Bank Indonesia dan China Banking Regulatory Commision (CBRC) selaku otoritas perbankan China akan menandatangani perjanjian pengawasan bank lintas negara. Dengan perjanjian ini, BI bisa mengawasi cabang Mandiri di China bersama-sama dengan CBRC. CBRC pun bisa mengawasi cabang-cabang bank asal China yang beroperasi di Indonesia. Pemberian izin pendirian kantor cabang, kata Agus, kemungkinan akan diterima Mandiri setelah penandatanganan perjanjian tersebut.
Namun, berdasarkan aturan CBRC, selama dua tahun setelah menjadi kantor cabang, Mandiri hanya diperbolehkan bertransaksi menggunakan dollar AS. Padahal, kata Agus, pihaknya berkeinginan untuk juga bisa bertransaksi dalam mata uang China, yakni renmimbi, agar pasar yang digarap menjadi lebih besar.
Seharusnya, kata Agus, diterapkan asas resiprokal antara Indonesia dan China dalam kerja sama perbankan. Bank ICBC Indonesia, anak perusahaan ICBC China, tidak hanya bisa bertransaksi dalam rupiah, tetapi juga bisa membuka cabang di berbagai pelosok Indonesia.
Tak bagi dividen
Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kemarin menyetujui tidak dibagikannya dividen dan mengangkat anggota direksi yang baru, yakni Arief Harris Tandjung dan Hadi Wibowo.
”Keputusan RUPS untuk tidak membagikan dividen dan membukukan laba bersih tahun 2009 sebagai laba ditahan mencerminkan komitmen dan konsistensi pemegang saham dalam mendukung dan memperkuat pertumbuhan bisnis BTPN ke depannya,” kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng.
Menurut Jerry, selama tahun 2009, penyaluran kredit BTPN tumbuh 51 persen, dana pihak ketiga tumbuh 63 persen, aset tumbuh 63 perssen, dan laba bersih tercatat Rp 420 miliar. (FAJ)
Ulasan : Dengan adanya kantor cabang Bank Mandiri kelak di China akan menimbulkan prospek yang baik ke depannya, tidak hanya untuk Bank Mandiri sendiri melainkan untuk dunia perbankan Indonesia.
Jurnal Konvergensi PSAK ke IFRS
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar