Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Selasa, 14 Desember 2010

OJK Tak Selesai, Tuhan Belum Merestui

Senin, 13 Desember 2010 | 13:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan atau RUU OJK, Nusron Wahid menyatakan, RUU OJK diperkirakan tidak akan selesai sesuai dengan tenggat waktu 31 Desember 2010 karena salah satunya adalah Tuhan Belum Merestui.

Nama Tuhan sampai dibawa-bawa karena ternyata hanya ada satu masalah yang mengganjal kesepakatan DPR RI dan Pemerintah, yakni struktur Dewan Komisioner OJK. Namun, satu masalah ini sangat sulit dipecahkan.

"Ini sangat alot. Padahal, kami (DPR RI) sudah sangat serius, bahkan sudah menjadwalkan tanggal 17 Desember 2010 untuk menyelesaikannya. Namun, Allah SWT belum meridhoi. Padahal, kalau pemerintah menelpon saya, dan menyatakan setuju dengan usulan sebagian besar fraksi, saya akan langsung mengumpulkan anggota Panitia Khusus dan menyetujui RUU OJK ini langsung hari ini juga," ungkap Nusron di Jakarta, Senin (13/12/2010) saat memimpin konferensi pers tentang perkembangan pembahasan RUU OJK dengan media massa di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI.

Menurut Nusron, penyelesaian RUU OJK sangat tergantung pada sikap pemerintah. Jika pemerintah menyetujui permintaan sebagian besar fraksi terkait anggota Dewan Komisioner OJK, maka RUU ini akan dibawa ke Sidang Paripurna DPR RI pada tanggal 17 Desember 2010. Ini memastikan bahwa Indonesia sudah memiliki OJK sebelum 1 Januari 2011.

"Ini diserahkan kepada pemerintah, apakah akan merestui atau tidak. Saya yakin Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mengharapkan ada fokus demokratis di OJK. Namun saya heran mengapa para pembantunya begitu sulit mengerti," tuturnya.

Ketidaksepakatan antara mayoritas fraksi dengan pemerintah adalah terkait dengan komposisi keanggotaan Dewan Komisioner OJK. Ada tiga opsi terkait dengan model struktur Dewan Komisioner OJK.

Pertama, pemerintah meminta agar jumlah anggota Dewan Komisioner OJK mencapai tujuh orang, dimana dua orang diantaranya adalah ex officio (dipilih akibat jabatannya di Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia/ BI). Kedua, kalau pemerintah ingin kedua anggota Dewan Komisioner OJK ex officio itu memiliki hak suara, maka DPR meminta ada tambahan dua anggota lain yang dipilih dari jalur DPR RI, sehingga total jumlah anggota Dewan Komisioner OJK adalah sembilan orang.

Opsi ketiga, jika dua anggota ex officio memiliki hak suara, maka hanya ada tiga anggota Dewan Komisioner OJK lain yang dipilih pemerintah, sedangkan empat anggota lainnya harus diseleksi DPR RI.

"Kami setuju ex officio itu perlu untuk untuk harmonisasi dan koordinasi serta sinergi antara OJK dengan BI. Untuk itu, kami sudah menampungnya dalam pasal 37 tentang protokol koordinasi reguler dan krisis. Namun, pemerintah masih belum menerima tentang pemahaman kami itu. Akal sehat saya belum bisa memahami. Mengapa begitu sulit difahami," ungkapnya.

ADB Siapkan 200 Juta Dollar AS buat RI

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menyediakan 200 juta dollar AS bagi Indonesia untuk melanjutkan reformasi guna memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan upaya pemerintah mengurangi kemiskinan.

Siaran pers ADB pada Selasa (14/12/2010) menyebutkan bahwa Dewan Direktur ADB menyetujui pinjaman Program Bantuan Pengembangan Kebijakan Keenam, yang terakhir dari rangkaian inisiatif membantu Pemerintah Indonesia mendorong reformasi dalam jangka menengah dan agenda pembangunan.

Pinjaman program yang dimulai pada 2004 itu disiapkan bersama-sama dengan Bank Dunia dan Pemerintah Jepang. "Reformasi yang terakhir ini akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam jangka menengah," kata Ekonom Senior ADB, Edimon Ginting, di Jakarta.

Menurut dia, ADB telah mencapai banyak kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi pertumbuhan ekonomi masih di bawah angka sebelum krisis keuangan Asia pada tahun 1997 dan 1998. Sementara itu, sekitar 40 persen dari penduduk masih berada sedikit di atas garis kemiskinan, yang membuat mereka rentan terhadap guncangan ekonomi.

Upaya-upaya untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengurangi kemiskinan, dan memperbaiki akses penyediaan layanan umum telah menjadi prioritas utama pemerintah.

Pinjaman program untuk reformasi yang keenam difokuskan pada perbaikan iklim investasi, memperkuat manajemen keuangan publik, tata kelola pemerintahan, meningkatkan upaya pengurangan kemiskinan, dan akses rakyat miskin untuk mendapatkan layanan publik.

Program tersebut mencakup inisiatif seperti dibuatnya pelayanan terpadu satu pintu untuk investasi nasional, menyederhanakan prosedur perizinan untuk investasi, dan menyusun kerangka kerja logistik nasional.

Di bidang manajemen keuangan publik, program itu mendukung upaya-upaya, seperti penyusunan anggaran berbasis kinerja, perkiraan kebutuhan dana yang lebih baik, dan sistem informasi pengelolaan keuangan publik secara terpadu.

Guna memperbaiki bantuan sosial dan terus mengurangi kemiskinan, maka upaya-upaya seperti pemberian bantuan langsung tunai bersyarat, asuransi kesehatan bagi rakyat miskin, dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat sudah dijalankan.

"Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan reformasi kebijakan di bidang yang sangat penting ini di antaranya dengan memperkuat koordinasi dan akuntabilitas, perbaikan ketepatan dalam pengukuran kemiskinan, dan menyusun satu sistem penentuan target nasional untuk menjamin bahwa manfaat program bisa dirasakan oleh kelompok miskin dan rentan," kata Edimon.

Pinjaman dana komersial ADB (Ordinary Capital Resources/OCR) ini memiliki masa pengembalian 15 tahun, termasuk masa tenggang tiga tahun dan bunga ditentukan sesuai dengan ketentuan fasilitas pinjaman acuan suku bunga bank London (The London Interbank Offered Rate/LIBOR). Lembaga pelaksana program adalah Kementerian Koordinator Perekonomian.

Pergantian auditor: Wajib atau sukarela?

By Rahmat Febrianto On Kamis, 05 Maret 2009 At 13.11

Akademisi dan profesi berdebat tentang apakah auditor harus diganti setelah beberapa lama memberikan jasa audit kepada satu klien. Kasus Enron/Arthur Andersen diyakini berawal dari panjangnya hubungan antara auditor dengan klien. Sejak Enron berdiri, selama 16 Arthur Andersen telah menjadi auditor bagi Enron. Sepanjang masa itu mereka tidak hanya memberikan jasa audit umum, namun juga memberikan jasa non-audit. Hubungan Enron/Arthur Andersen ini kemudian terbukti membuat Arthur Andersen auditor menjadi tidak independen. Arthur Andersen diyakini membiarkan Enron memilih metoda akuntansi yang ekstrem karena kehilangan independensi mereka--sesuai dengan prediksi teori.


Mautz dan Sharaf (1961) percaya bahwa hubungan yang panjang bisa menyebabkan auditor memiliki kecederungan kehilangan independensinya. Auditor yang memiliki hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi ketergantungan tinggi atau ikatan ekonomik yang kuat auditor terhadap klien. Semakin tinggi keterikatan auditor secara ekonomik dengan klien, makin tinggi kemungkinan auditor membiarkan klien untuk memilih metoda akuntansi yang ekstrem. Kekhawatiran ini memiliki bukti yang kuat yaitu Enron


Di lain sisi, ada yang berargumen sebaliknya. Ketika auditor pertama kali diminta mengaudit satu klien, yang pertama kali harus mereka lakukan adalah memahami lingkungan bisnis klien dan risiko audit klien. Bagi auditor yang sama-sekali buta dengan kedua masalah itu, maka biaya start-up menjadi tinggi sehingga bisa menaikkan fee audit. Kedua, penugasan yang pertama terbukti memiliki kemungkinan kekeliruan yang tinggi. Litigasi terhadap auditor umumnya terjadi pada tiga tahun pertama tugas pengauditan dan menunjukkan tren penurunan setelah masa penugasan bertambah. Risiko litigasi terhadap auditor 5(4) besar lebih tinggi dibandingkan dengan risiko pada KAP kecil karena, salah satunya, "kantong tebal" KAP besar tersebut. Oleh karena itu, PWC (2002) menentang sama-sekali pertukaran auditor secara wajib yang sedang diusahakan oleh legislator di AS melalui SOX saat itu. Mereka, dan pendukung yang lain, berpendapat bahwa hubungan yang panjang antara auditor dengan klien akan membuat auditor menjadi ahli dan sangat paham terhadap bisnis klien. Sehingga, mereka, auditor, lebih awas terhadap perilaku manajemen yang eksrem dan paham dengan pilihan-pilihan akuntansi yang ada di dalam bisnis itu. Artinya, mereka tidak menyetujui bahwa perilaku Arthur Andersen akan juga menjadi perilaku auditor yang lain.


Di hampir seluruh dunia saat ini, pemerintah telah membatasi masa hubungan auditor menjadi rata-rata lima tahun. Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Keuangan (KMK 423/2002 dan KMK 359/2003), mengharuskan perusahaan mengganti auditor yang telah mendapat penugasan audit lima tahun berturut-turut. Perusahaan harus telah menggantinya setelah tahun buku 2003 jika sebelumnya belum mengganti auditor selama lima tahun (belakangan, tahun 2008 batasan itu dirubah menjadi enam tahun, KMK 17/2008). Konkretnya, jika sebuah perusahaan telah menunjuk satu auditor yang sama sejak tahun 1999, maka pada tahun 2004 mereka harus mengganti auditor dengan auditor yang lain. Aturan ini juga masih membolehkan auditor yang belum mengganti auditor sejak tahun 1998 untuk menggantinya pada tahun 2003 atau setelah enam tahun karena masih di masa peralihan dan mengantisipasi adanya kontrak yang telah ditandatangani untuk pengauditan atas tahun buku 2003. Artinya, setiap perusahaan yang telah diaudit selama lima/enam tahun berturut-turut oleh satu auditor, pada tahun 2004 telah harus diaudit oleh sebuah auditor yang lain.


Saya melakukan penelitian kecil dan menemukan bahwa rata-rata perusahaan Indonesia memiliki hubungan yang panjang dengan auditor mereka. PT BAT Indonesia, misalnya, hanya memiliki satu auditor yaitu kantor akuntan yang sama dengan yang berafiliasi ke PWC sekarang ini--walaupun berganti nama beberapa kali sejak tahun 1979 hingga 2004. Artinya, selama 25 tahun mereka tidak pernah mengganti auditor.


Contoh lain adalah PT Aqua Golden Mississippi. Tahun 1989-2001 (13 tahun) diaudit oleh KAP Utomo dan KAP Prasetio Utomo--kedua KAP ini adalah KAP yang sama. Tahun 2002 mereka pindah ke KAP Prasetio, Sarwoko, dan Sanjaya. KAP ini adalah kelanjutan dari KAP Prasetio Utomo yang bubar dan menggabungkan diri ke KAP Sarwoko dan Sanjaya. Sebagian orang berpendapat bahwa KAP yang baru ini (yang berafiliasi ke Ernst & Young) adalah kelanjutan dari KAP yang pertama (Arthur Andersen). Sehingga, bisa dikatakan bahwa selama 14 tahun PT Aqua diaudit oleh satu auditor. Penelitian biasanya menganggap EY adalah kelanjutan dari AA. Untuk jelasnya bisa juga dilihat KMK 359 di atas.


Sebelum kasus Enron/Arthur Andersen, penelitian tentang pergantian auditor lebih difokuskan pada pergantian auditor secara sukarela--tidak ada, atau jarang sekali tentang pergantian auditor yang wajib karena pengetahuan tentang alasan pengunduran diri secara sukarela lebih menarik daripada pengunduran diri secara wajib.


Auditor bisa mengundurkan diri secara sukarela dari penugasan karena berbagai alasan. Salah satunya adalah untuk menghindari risiko litigasi yang melekat pada klien mereka. Auditor akan dengan sukarela mengundurkan diri dari klien jika klien memaksakan pilihan metoda akuntansi yang mereka sukai namun ditentang oleh auditor. Auditor yang mengundurkan diri karena alasan ini dianggap memiliki kebijakan yang konservatif.


Sementara itu, di lain sisi, klien mengganti auditor mereka juga dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah karena ingin mendapatkan auditor yang lebih efisien dan memiliki keahlian sesuai dengan bidang industri klien. Tidak jarang auditor dipilih karena klien tidak memiliki pandangan yang sama dengan auditor pendahulu tentang metoda akuntansi mana yang sesuai dan mana yang tidak melanggar GAAP.



Riset tentang kualitas audit ketika auditor klien memiliki hubungan jangka panjang dengan klien mereka menunjukkan bahwa masa penugasan yang panjang ternyata tidak menurunkan kualitas audit (Myers et al. 2003). Riset ini ditujukan untuk menolak pendapat bahwa auditor bisa kehilangan independensinya sejalan dengan makin panjangnya masa penugasan mereka kepada satu klien. Namun, mereka tidak mendukung ide bahwa keharusan pemanjangan masa tugas auditor akan menaikkan kualitas audit. Tapi, sebagai catatan, penelitian tersebut dilakukan atas hubungan auditor-klien sebelum kasus Enron/Andersen meledak. Seperti yang diketahui, kasus Enron/Andersen ini kemudian membuat regulator di berbagai negara kemudian membatasi hubungan auditor-klien.


Beberapa pertanyaan muncul dari sini.


Pertama, apakah perilaku auditor yang mengaudit klien pasca-SOX (atau KMK Menkeu tahun 2002 & 2003) akan berbeda dengan auditor klien pra-KMK atau pra-SOX? Jika berbeda, bagaimanakah perbedaan antar KAP?


Kedua, apakah auditor akan lebih konservatif mengaudit klien baru mereka? Ataukah mereka justru akan lebih longgar demi mempertahankan klien? KMK tahun 2008 membolehkan klien kembali lagi ke auditor lama setelah satu tahun. Jika memang klien kembali ke auditor lama mereka setelah satu tahun, apakah pergantian ini disebabkan oleh ketidaksesuaian dengan auditor baru yang lebih konservatif? Ataukah karena auditor lama yang bisa menghasilkan laporan audit yang berkualitas? Apakah juga pergantian selama satu tahun tersebut tidak bisa disebut dengan "peminjaman" klien saja?

http://rfebrianto.blogspot.com/2009/03/pergantian-auditor-wajib-atau-sukarela.html

Si Cantik yang Merana

Oleh: Lusiana Indriasari

DANAU Toba dikenal memiliki pemandangan yang elok dan permai. Sayang, kecantikan alam danau vulkanik terbesar di dunia itu kini mulai ditinggalkan, bahkan oleh penghuninya sendiri.

Di depan panggung besar di pinggir Danau Toba, perempuan setengah baya, Marbun (50), duduk santai bersama teman perempuannya. Malam itu, ia siap berdendang semalam suntuk ditemani sebungkus rokok kretek, kacang rebus, dan kopi pahit.

Di antara kepulan asap rokoknya, Marbun berdendang sambil sesekali memejamkan mata. Ia tampak menghayati lirik lagu ”Lam Ganda Sitaonon” yang dinyanyikan grup Marsada Band di acara Festival Danau Toba 2010.

Lagu ini bercerita tentang perempuan yang merana karena ditinggal merantau kekasihnya. ”Kalau dengar lagu ini, teringatlah aku pada masa muda dulu,” kata Marbun.

Dulu, pada awal tahun 1980-an, lagu itu sangat populer di kalangan anak muda Parapat, Kabupaten Simalungun. Kota yang dibangun Belanda sebagai tempat peristirahatan di pinggir Danau Toba itu menjadi lokasi kegiatan Festival Danau Toba 2010 pada Oktober lalu.

Marbun masih ingat, dulu kota Parapat gelap gulita. ”Rumah kami belum ada listrik, cuma lampu yang bikin hidung hitam (jelaga),” kenangnya.

Saat purnama menghiasi langit, anak-anak muda kota Parapat dan desa lainnya di sekeliling Danau Toba beramai-ramai keluar rumah. Mereka berkenalan lalu bercengkerama di pinggir danau. Di bawah sinar bulan, lagu- lagu cinta semacam ”Lam Ganda Sitaonon” dan ”Bulani” pun mengumandang di mana-mana.

Pagi harinya, anak-anak muda kota Parapat dan desa lain di sekitar Danau Toba sibuk melayani turis dari mancanegara. Mereka menjual jasa menjadi penyanyi kafe atau hotel, menjual cendera mata, menjadi pemandu wisata, atau menjual aneka macam barang untuk turis.

”Ketika itu masyarakat sudah bisa hidup dari pariwisata,” tutur Mangiring (57), Kepala Adat Desa Tomok.

Tomok merupakan salah desa wisata di Pulau Samosir. Desa ini termasuk masih ramai didatangi wisatawan karena merupakan salah satu pintu masuk menuju Pulau Samosir dari Pelabuhan Ajibata, Parapat.

Mengadu nasib

Danau Toba kini tidak seramai dulu. Tidak banyak lagi anak muda bercengkerama dan bernyanyi di pinggir danau seperti di masa lalu. Menurut Hamonangan Sirait (57), seniman dan juga Ketua Sanggar Nauli di Parapat, anak- anak muda yang tinggal di sekeliling Danau Toba memilih pergi mencari penghidupan ke kota lain. ”Di sini tidak menjanjikan hidup karena pariwisatanya sudah mati,” tuturnya.

Mereka yang memilih tinggal di Danau Toba sekarang ini sebagian besar adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua. Industri pariwisata yang mati tidak bisa menopang hidup para seniman yang lahir di Danau Toba. Mereka yang punya kemampuan bermusik dan bernyanyi merantau ke daerah lain yang industri pariwisatanya bergairah, seperti Jakarta, Bali, dan Lombok. Di sana mereka menjadi penyanyi di hotel-hotel berbintang dan kafe.

Sebagian pengusaha hotel dan penginapan yang dulu ramai kembali menjadi petani atau petambak ikan. Sebagian lagi mencoba peruntungan dengan membuka hotel di tempat wisata lain, seperti Bali dan Lombok.

Merosotnya sektor pariwisata di Danau Toba, kata Hamonangan, sudah terasa sejak pertengahan periode 1990-an. Kondisi ini diperparah dengan krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, diikuti gangguan keamanan, seperti bom di Jakarta dan Medan.

Selain keindahan alam, kawasan Danau Toba kaya dengan situs peninggalan sejarah. Di Pulau Samosir, wisatawan bisa mengunjungi situs batu sidang di Ambarita, makam kuno orang Batak di Tomok, situs perkampungan tua di Simanindo, dan lain-lain. Sayangnya, budaya masyarakat yang masih kental dengan tradisi belum dieksplorasi dengan baik sehingga menjadi suguhan bergizi bagi para wisatawan.

Salah satu daerah di Pulau Samosir yang masih dikunjungi wisatawan adalah Tomok dan Tuk Tuk. Meski begitu, kata Mangiring, jumlah turis yang datang ke Tomok sangat merosot. Padahal, dulu turis asing yang datang ke Tomok rela tidur hanya menggunakan jaring yang dipasang di antara dua batang pohon (hammock). Ada juga yang membawa tenda karena semua penginapan milik warga Desa Tomok penuh dengan turis.

Karena banyak turis asing, transaksi ekonomi di desa yang kini berpenduduk 6.000 jiwa ini lebih banyak menggunakan dollar Amerika Serikat. ”Turis membeli rokok, sabun, atau sandal jepit dengan dollar itu sudah biasa,” tutur Mangiring.

Kehidupan wisata sedikit bergairah di Tuk Tuk. Kawasan berbentuk peninsula ini lokasinya sekitar 7 kilometer dari Tomok. Desa ini jadi pusat kegiatan wisatawan asing yang ingin melewatkan malam di Samosir.

Selain penginapan, Tuk Tuk pada malam hari terasa lebih hidup, dengan deretan kafe, bar, dan restoran yang buka mulai pukul 18.00. Menurut Julieti (30), pekerja Today’s CafĂ© di Tuk Tuk, turis asing yang datang ke Tuk Tuk kebanyakan berasal dari Belanda, Perancis, Jerman, dan Amerika.

Di sisi lain, kawasan Danau Toba yang ditinggalkan menyisakan puing-puing bangunan bekas resor, vila, ataupun penginapan sekelas losmen dan hostel. Beberapa kafe, bar, dan ruang pajang rental motor/mobil dibiarkan terbengkalai begitu saja.

Dulu, dari kafe dan bar inilah seniman-seniman lokal menghibur tamu. Suara alat musik tradisional gondang, taganing, seruling, berbaur dengan gitar dan keyboard, mengalun di pesisir Danau Toba yang kini merana ditinggalkan penghuninya. Kini semua seolah tinggal puing berdebu, tinggal kenangan kelabu.

Toba, oh, Toba si cantik yang merana....

Rabu, 08 Desember 2010

Tugas Softskill 2

I. Contoh penerapan moral bisnis dalam perusahaan:

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.

Contoh kasus Enron yang selain menhancurkan dirinya telah pula menghancurkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen yang memiliki reputasi internasional, dan telah dibangun lebih dari 80 tahun, menunjukan bahwa penyebab utamanya adalah praktek etika perusahaan tidak dilaksanakan dengan baik dan tentunya karena lemahnya kepemimpinan para pengelolanya. Dari pengalaman berbagai kegagalan tersebut, kita harus makin waspada dan tidak terpana oleh cahaya dan kilatan suatu perusahaan hanya semata-mata dari penampilan saja, karena berkilat belum tentu emas.

II. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

a. Pengendalian Diri

Artinya pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.

contoh: Para pegawai hendaknya menahan diri agar tidak menerima imbalan yang tidak seharusnya ia dapatkan dari pekerjaannya.

b. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

Pelaku bisnis di sini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.

contoh: perusahaan memperhatikan CSR terhadap sekitar, perekrutan karyawan dari masyarakat sekitar, penanganan AMDAL agar tidak merugikan lingkungan sekitar, memberikan layanan kesehatan gratis pada masyarakat.

c. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah ke bawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.

Contoh : Iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan, berbagai iklan yang sering kita saksikan di media televisi,atau dipajang di media cetak, media indoor maupun outdoor, atau kita dengarkan lewat radio seringkali memberikan keterangan palsu.

d. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa mendatang.

Contoh : Industri manufaktur yang berbahan baku dari alam, tidak hanya mengeksploitasi kekayaan alam tanpa melakukan restrukturisasi alam untuk generasi mendatang

e. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

Contoh : para pengusaha menghindari kejahatan kerah putih dengan melakukan pendekatan-pendekatan birokrasi yang tidak baik dalam menjalankan bisnisnya..


III. Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam sebuah profesi, yaitu :

1. Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.

contohnya: agar seorang karyawan dapat dipercaya oleh pemimpin perusahaan harus menunjukkan kredibilitasnya baik di lingkungan kerja maupun sehari-harinya.

2. Profesionalisme adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.

contohnya: Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.

3. Kualitas Jasa maksudnya terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.

Contohnya: KAP harus memiliki kualitas jasa yang tinggi agar mendapat respon yang baik di masyarakat.

4. Kepercayaan merupakan kunci untuk mempertahankan hubungan jangka panjang antara organisasi dengan konsumen.





Minggu, 31 Oktober 2010

Nature talks heading for success, delegates say

UN talks on a new deal aimed at protecting nature and equitably sharing in its benefits seem to be on course for a positive conclusion.

The Convention on Biological Diversity (CBD) meeting has seen intensive diplomacy as delegates tried to iron out their remaining differences.

The Japanese hosts in particular have been desperate for a successful end.

Western nations have given ground on the thorniest issue - the equitable sharing of natural genetic resources.

But final resolution has not been reached on other outstanding points, such as how much of the Earth's lands and oceans should be place under protection.

There is some convergence around the targets of 17% of the planet's land surface by 2020, and 10% of the oceans.

These are regarded by conservation groups as very weak - 13% of land is already protected, while the target for the seas is already 10%.

The other outstanding issue has been money, with Brazil and its allies arguing that by 2020, $200bn (£125bn) per year should be made available for biodiversity conservation.

A deal has been reached under which developed countries will agree to have a plan to raise such sums in place by 2012, when Brazil will host the second Earth Summit in Rio de Janeiro.

Poor countries have insisted that they cannot be expected to ramp up their own spending on conservation massively given the other demands on their budgets.

"The forest and the other biological resources we have serve the general interests of the global environment," said Johansen Voker from Liberia's Environmental Protection Agency.

"So we expect assistance to be able to effectively conserve our environment for the common good of the world community."

The sums might appear astronomical - particularly when you recall that governments are already committed to raising $100bn per year for climate change by 2020 - but French Ecology Minister Chantal Jouanno said it was not impossible.

"If you think that to solve the prob of biodiversity only public funds can be sufficient, it's just a dream, because the amounts necessary are so huge," she told BBC News.

"It needs to be private funds too - and not only voluntary private funds but... binding funds [from business].

"You are making profits from the use of biodiversity; so it's logical and it's legitimate that those profts return to biodiversity."

'More than words'

The genetic resources issue, known as Access and Benefit-sharing (ABS), kept delegates working through Thursday night, with their ministers picking up the baton on Friday morning for an intense round of diplomacy.

The ABS protocol is intended to ensure that developing countries receive recompense when products are made from genetic material of organisms from their territory - known as Access and Benefit-sharing (ABS).

Hugo Schally, EU lead negotiator on the issue, outlined why the wording mattered so much.

"These words are not just words, they mean differences in economic circumstances," he told BBC News.

"What material does this protocol actually apply to? That means in terms of research-based industry, in terms of... economic exchanges - they're literally worth billions of dollars or euros or pounds, or whatever you want."

In essence, developing nations demanded that the agreement cover anything made from this genetic material - technically known as "derivatives" - whereas western nations, where the world's pharmaceutical giants are principally based, wanted a far smaller scope.

After Japan produced a version of text giving the developing world much of what it wanted, the EU and its allies conceded on most of the major points.

EU leaders had told African and Asian countries it was the best deal they could ever hope to get.

If the final loose ends are tied up, Japan looks set to emerge with credit having steered the tough negotiations through its final hours.

"What the Japanese government really wants to do here is to get agreement so they can be proud of the Nagoya CBD," said Wakao Hanaoka, oceans campaigner with Greenpeace Japan.

"What is really needed, since the Japanese government has just started its role of chairing the CBC intil 2012, is to keep doing what they have promised to international society."

This meant, he suggested, taking effective conservation in the marine environment - including backing cuts in fisheries for threatened but lucrative fish such as bluefin tuna

Indonesia volcano erupts repeatedly

By the CNN Wire Staff

October 29, 2010 -- Updated 1213 GMT (2013 HKT)

(CNN) -- Indonesia's Mount Merapi volcano stayed active Friday, erupting six times by late afternoon, and spewing hot ash clouds and lava.

Officials urged residents to be on high alert and stay away from the volcano.

On Friday morning, one eruption sent a massive plume above the mountaintop, extreme weather chaser James Reynolds said. Ash drifted to the south after the eruption about 10 a.m. local time, Reynolds said. The plume was about 1,500 meters (4,921 feet).

Residents started streaming down the mountain, heading for safer ground. Some were being evacuated after returning home following eruptions earlier in the week, observers from the Volcanology Agency near Merapi said.

Those living within a radius of 10 kilometers (6.2 miles) of Merapi may have to be relocated, a police official in the major city of Yogyakarta said.

Chief Inspector Gen. Ondang Sutasna told local television that he toured the area and believes some places will be too dangerous to allow rebuilding.

No injuries or deaths were immediately reported Friday.

The volcano killed at least 36 people when it exploded earlier this week, medical officials said.

Rescue and recovery efforts continue to unfold, with the Indonesian government scrambling to help tens of thousands of residents displaced by the eruption.

The European Commission announced Friday that it was offering 1.5 million euro ($2.1 million) to help the victims of the volcano and this week's tsunami in Indonesia.

"This envelope will help around 65,000 people in Mentawai and at least 22,000 people in Yogyakarta/Central Java," the European Commission said in a news release.

"Humanitarian partners will use these funds to provide water and sanitation to victims; access to primary health care and disease control; food and nonfood items; emergency telecommunications, emergency shelter; psychological support; logistics and will mainstream disaster preparedness," the release said.

Mount Merapi, which looms on the horizon north of the Yogyakarta, is one of Indonesia's most active volcanoes and lies in one of the world's most densely populated areas. The volcano has a summit elevation of nearly 10,000 feet (3,000 meters).

TENTANG NADYA HUTAGALUNG

Nadya adalah seorang aktivis lingkungan, desainer perhiasan ekosentris dan tokoh terkenal di Singapura dan Asia.


Terpilih sebagai salah satu wanita paling cantik dan bergaya, hanya sedikit bintang Asia yang bisa menandingi popularitas Nadya Hutagalung. Sebagai salah satu VJ MTV pelopor yang sangat dicintai, Nadya telah menghibur lebih dari 70 juta keluarga di seluruh Asia. Usahanya telah membuahkan kesuksesan, ketenaran dan penghargaan, Tidak hanya sampai di situ, setelah awal yang sukses di dunia hiburan, Nadya melanjutkan kerja kerasnya dan menjadi wanita yang paling laris, serba bisa dan sukses di Asia.


Ia terpilih sebagai salah satu Asia’s Leading Trendmakers oleh Asiaweek magazine bersama Dalai Lama, Michelle Yeoh, dan Chow Yun Fatt, untuk kemampuannya dalam memberikan inspirasi dan menarik perhatian publik. Di tahun yang sama, ia juga terpilih sebagai Showtime Personality of the Year oleh Singapore’s The New Paper, dan Singapore’s Most Gorgeous Woman oleh pembaca Female magazine. Nadya juga ditunjuk sebagai salah satu dari sepuluh besar Shining Stars di Televisi Indonesia oleh majalah Indonesia, Bintang.


Saat ini Nadya sedang membangun sebuah rumah hijau dan menjadi duta World Wildlife Funds Earth Hour di Singapura, mendukung gerakan hijau untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua. Minatnya pada warna dan gaya membawanya ke dunia lukis melukis, yang juga didukung oleh ibunya yang seorang seniman. Pameran karya seninya yang baru-baru ini digelar telah membantu mengumpulkan dana untuk Tsunami Relief Fund, dan memungkinkannya menyalurkan semangatnya untuk menolong sesama.


Gayanya yang kreatif dan berkelas, baik dalam kehidupan maupun fesyen, telah menempatkannya pada kelas tersendiri dan memicunya untuk mendirikan perusahaan perhiasan bernama OSEL, yang dalam bahasa Tibet berarti Cahaya Terang. Nama yang sangat sesuai. Dengan matanya yang unik, Nadya berhasil menciptakan buah karya yang abadi dan mempesona. Sungguh koleksi yang mengundang kagum.


Semangatnya akan kehidupan mendorong Nadya untuk menawarkan bantuan di manapun dan kapanpun ia dibutuhkan; karena itu kegiatan amal juga mengambil peranan penting dalam hidupnya. Ia membagi waktu luangnya untuk mendukung pelestarian spesies-spesies langka, meminjamkan suaranya untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah wanita, melukis untuk pameran seni amal bagi Tsunami Relief Fund dan menjadi tenaga sukarelawan serta mengumpulkan dana (untuk korban bom Bali dan gempa buni Yogyakarta).


Nadya terus mencari cara untuk mengembangkan dirinya baik secara personal maupun profesional, dan telah membuktikan dirinya di masa lampau dengan komitmennya yang luar biasa untuk apapun yang dijalaninya. Lalu, apa yang menanti di masa depan?

Greenkampong.com

IF SCIENCE COULD PREDICT THE FUTURE, COULD WE PREPARE THE EARTH FOR FUTURE GENERATIONS?

JOHN C MUTTER
COLUMBIA EARTH INSTITUTE

Somewhere around the end of the 20th century the world’s human population reached 6 billion. At least, it probably did. There are many countries where no population census is taken at all and others where a census is taken but the results are not made public. Even in the US and other sophisticated countries, estimates of population are good to no better than 2% or so. Still, within the next few years the world’s population will certainly exceed 6 billion, if it hasn’t already. The best present estimate is 6.1 billion with an uncertainty of a quarter of a billion. That is, the uncertainty in the estimate of the world’s human population is about the size of the population of the United States. Nevertheless, the date on which the world reached 6 billion human inhabitants was “predicted”. It might be better to say that it was announced because there is no way of verifying whether the prediction was true. For that matter, there is no value at all, no real point in making such a prediction other that as a way of raising awareness about the growth of population in the 20th century. It did achieve that point.

Joel Cohen, of Rockefeller University and Columbia’s Earth Institute has pointed out many curious and some alarming derivative facts that underlie this simple number. For instance, it took from the dawn of time until about 1830 for the Earth to acquire its first billion people. It took only 12 years for the Earth to acquire its last billion people. Every one who is more than 39 years old has seen the population of the world double. Anybody born before 1930 has seen the population triple. And the rate of population growth has, until very recently, steadily increased. Put another way, the doubling rate has steadily decreased. As Cohen puts it, that’s like a bank account in which the interest rate keeps increasing the more money you have in the bank. The growth rate is much steeper than exponential. Nobody predicted it.

Had it been predicted, would we have been able to anticipate that of the 6 billion people on the planet fully half would exist on less than $2 a day and that perhaps 2 billion exist on less than $1 a day? Yes, costs and standards of living and expectations differ in different parts of the world, but no matter how one looks at it, almost a third of the world’s population is “poor” by any reasonable definition.

There are, in fact, two worlds – the world of the rich and the world of the poor. In the poor world a child is seven times more likely to die before the age of 12 months. That child will have 2 siblings on average, while in the rich world a child has 0.6 siblings. In the poor world you probably don’t have anywhere to go to the toilet. If you are an adult woman you are probably illiterate. In the rich world you are more likely to live in an urban area and in a square kilometer around you there will be about 20 other people. In the poor you probably live in a rural area and despite that, in the a one kilometer square around you there are about 60. Of the 60 people in the poor persons square kilometer 20 or so are chronically hungry. They will wake up hungry, spend the day hungry and go to sleep hungry, only to wake and repeat the cycle day in and day out until they die at around the age of 25. Had we scientists been able to predict that the population would rise to 6 billion, would we have been able to anticipate and mitigate the miseries of the poor world of which I have noted only a very few?

Senin, 25 Oktober 2010

Tugas Softskill

1. Tuliskan beberapa pengertian etika selain yang telah dijelaskan

•Etika adalah tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
•Etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.


2. Berilah contoh etika dan penerapannya di masyarakat

•’Berbicara kotor’ tidak pernah diperbolehkan. ’Jangan berbicara kotor’ merupakan suatu norma etika. Tidak peduli orang berbicara kotor pada orang yang dikenal maupun orang tak dikenal.
•Polisi yang benar-benar membela kebenaran, atau hakim yang memutuskan secara adil, atau pengacara yang benar-benar berkata jujur tanpa dipengaruhi uang suap.
•Jangan berzina, Jangan selingkuh, Jangan memfitnah merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi ’dispensasi’.
•Bertutur kata yang baik dan halus kepada siapapun dan dalam kondisi apapun.
•Saling menghormati dan menghargai sesama manusia tanpa memandang SARA.


3. Berilah contoh etiket dan penerapannya di masyarakat

•Seseorang yang bertamu ke rumah orang lain, harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk atau memberi salam. Dianggap melanggar etiket jika tamu langsung masuk dan duduk tanpa dipersilahkan terlebih dahulu.
•Jika di restoran mewah atau perjamuan para pejabat, orang tidak diperkenankan makan dengan tangan. Dianggap melanggar etiket jika makan tidak pakai sendok dan garpu.
•Memakai pakaian terbuka bagi budaya timur tengah tidak diperbolehkan tetapi bagi budaya barat itu hal yang biasa.
•Bersendawa setelah makan tanpa menutup mulut dianggap hal yang tidak etis dalam masyarakat
•Memanggil orang lain dengan sebutan yang layak, disesuaikan dengan posisi kita, tidak langsung memanggil nama.


4. Apa pendapat saudara tentang filsafat utilitarianism

Menurut saya, paham ini mempunyai dua sisi yang dapat kita cermati. Pada beberapa kasus utilitarianisme benar-benar dapat menghilangkan egoisme dalam masyarakat dengan sistem yang baik (misalkan pajak progresif yang distribusinya benar). Namun juga tidak jarang bahwa utilitarianisme malah menjadi tameng bagi kaum oportunis menjustifikasi perlakuan egoisme-nya (seperti perang irak). Berhasil tidaknya utilitarianisme menghilangkan egoisme dalam masyarakat tergantung dari masyarakat tersebut. Oleh karena itu adanya utilitarianisme juga harus dilandasi oleh common sense yang ada di masyarakat agar tidak salah jalur.

Rabu, 13 Oktober 2010

Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern

Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).

Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Elemen Pengendalian Internal
1.Lingkungan Pengendalian
2.Sistem Akuntansi
3.Prosedur Pengendalian

Istana Koreksi Anggaran Pakaian Presiden Versi FITRA

Liputan6.com, Jakarta: Kantor Kepresidenan mengoreksi data pengadaan baju dan mebel presiden yang dilansir LSM FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran). "Data-data yang dilansir FITRA tak pernah diverifikasi kebenarannya. Karena data tersebut telah menjadi dasar beberapa pihak untuk berkomentar, kami merasa perlu memberikan koreksi yang memadai," kata Akuat Supriyanto, Asisten Staf Khusus Presiden, dalam siaran persnya yang dikirim ke sejumlah media massa, Jumat (1/10).

FITRA menyebutkan bahwa anggaran baju presiden mencapai angka Rp 839 juta, dana furnitur Istana Presiden menembus angka Rp 42 miliar. FITRA menyatakan bahwa data tersebut bersumber dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Tahun 2010, tanpa memberikan rujukan mengenai kode anggaran terkait, berikut rincian jumlahnya.

Menurut Akuat Supriyanto, anggaran di lingkungan Rumah Tangga Kepresidenan yang terakumulasi untuk pengadaan 1.420 stel pakaian adalah Rp 1.446.025.000. Dari jumlah tersebut, tak ada satupun pos anggaran yang menyangkut pembelian baju untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara untuk pembelian mebel istana dan kantor kepresidenan, jumlahnya terakumulasi sebesar Rp 883.040.000.

Untuk pengadaan pakaian, kata Akuat, terdapat empat rincian pengadaan. Totalnya adalah Rp 1,4 miliar. Anggaran itu sudah meliputi pakaian pejabat teras, pejabat eselon, dan seluruh pegawai di lingkungan Istana, dari dokter hingga tukang kebun. Jadi bukan anggaran untuk presiden secara pribadi.

Pada kode anggaran 00032, tertera pengadaan pakaian dinas karyawan dengan jumlah 520 stel menelan biaya Rp 187.090.000.Angka ini sudah termasuk untuk biaya administrasi dan pelelangan bagi panitia pengadaan dan panitia pemeriksaan.

Pada kode anggaran 00034, tertera pengadaan toga, pakaian kerja sopir, pesuruh, perawat, dokter, satpam, dan tenaga teknis lainnya. Pos ini mengalokasikan sebanyak 385 stel pakaian dengan nilai sebesar Rp 439.235.000.

Sementara untuk pengadaan PSL/jas sebanyak 535 stel yang dialokasikan untuk pejabat teras, pejabat eselon III/setingkat, pejabat eselon IV/setingkat dan pegawai/petugas perbantuan menelan biaya sebesar Rp 748.412.000. Kemudian, untuk pakaian batik dalam rangka HUT RI menelan biaya sebesar Rp 71.288.000.

Anggaran untuk mebel istana juga perlu dikoreksi karena besaran yang benar adalah Rp 883 juta. Itu juga sudah meliputi kantor dan seluruh Istana Presiden.

Rincian anggaran pengadaan mebel Istana Kepresidenan menelan biaya Rp 516.105.000. Sebagian dana tersebut dialokasikan bagi pengadaan kursi/meja sidang untuk ruang sidang kabinet sebesar Rp 149.170.00. Jumlah tersebut juga sudah termasuk biaya panitia pengadaan, panitia pemeriksaan, dan kebutuhan lelang.

Sementara itu, untuk kebutuhan mebel perangkat kantor presiden, teralokasi dana sebesar Rp 198.985.000. Pada pos kebutuhan mebel lainnya, anggaran yang terserap adalah Rp 167.950.000. Angka-angka tersebut sudah termasuk biaya administrasi, panitia pelelangan, dan pemeriksaan.

Akuat mempersilakan teman-teman LSM memverifikasi data-data tersebut. Bila perlu datanya dibandingkan secara kritis dengan anggaran serupa pada masa pemerintahan sebelumnya. Namun, Akuat enggan menjelaskan masa pemerintahan presiden siapa yang menggunakan dana lebih besar "Nanti dibilang politis lagi," ujarnya.(ULF)

Just In Time ( JIT )

Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:


1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.

2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.

3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.

4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

Audit SIA

audit sistem informasi akuntansi juga bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem tersebut. Ketika melakukan audit sistem informasi, seorang auditor harus memastikan tujuan-tujuan ini terpenuhi, diantaranya :


1. Pengamanan atas aktiva
Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva yang terdapat di bagian atau fungsi pengolahan data elektronik, yang meliputi hardware, software, personel, file data dan pendukung sistem informasi. Hardware dapat saja rusak, data dapat hilang dan masih banyak kemingkinan yang terjadi. Seperti halnya aktiva lain, sistem informasi juga harus didukung oleh suatu sistem pengendalian internal yang memadai. Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva juga tidak terbatas hanya pada assets bagian PDE saja, tetapi meliputi juga bagian-bagian lain dalam organisasi.

2. Pemeliharaan atas integritas data
Integritas data (data integrity) di dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer mempunyai pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu sistem informasi berbasis komputer haruslah data yang memenuhi syarat:
- lengkap (completeness)
- mencerminkan suatu fakta yang sebenarnya (soundness)
- asli, belum diubah (purity)
- dapat dibuktikan kebenarannya

Audit Sistem Informasi

Adapun audit sistem informasi merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain :

1.Traditional Auditing
Traditional Auditing memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang teknik pengendalian internal di sebuah sistem informasi.Beberapa pengendalian yang dilakukan dalam audit tradisional dapat dilakukan secara langsung dalam pengendalian lingkungan PDE. Metodologi umum untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang digunakan pada lingkungan PDE berasal dari audit tradisional. Auditor yang berpengalaman dengan tambahan pemahaman pengetahuan tentang komputer akan lebih mudah menerapkan logika pengendalian internal yang tradisional ke basis komputer.

2.Manajemen Sistem Informasi
Banyak kejadian ketika awal penerapan sebuah sistem pemrosesan data elektronik terjadi banyak ‘kecelakaan’. Seringkali memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sering pula terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan. Hal ini karena belum adanya manajemen sistem informasi yang baik pada saat itu. Sebuah Information System Management akan menghasilkan cara-cara penerapan sistem informasi berbasis komputer pada perusahaan dengan lebih baik melalui tahap-tahap pengembangan sistem, seperti: analisis sistem, perancangan sistem, programming, testing, implementation dan kemudian operasional serta pemantauan dan evaluasinya.

3.Ilmu Komputer
Pengetahuan teknik mengenai ilmu komputer sangat penting agar dapat menghasilkan kemampuan sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk safeguard assets, integritas data, efektifitas dan efisiensi. Teknologi komputer yang berkembang pesat dengan munculnya e-commerce, e-business, dan sebagainya akan membawa pengaruh besar kepada perkembangan teknologi informasi.

4.Behavioral Science
Kegagalan penerapan sistem informasi berbasis komputer di banyak organsiasi seringkali juga karena masalah perilaku organisasional, yang terkadang sering diabaikan dalam pengembangan sistem informasi. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh adanya ‘resistance to change’ yang berasal dari puhak-pihak yang terkena dampak penerapan sistem informasi berbasis komputer.

Selasa, 01 Juni 2010

BAB I Penulisan Ilmiah

1.1 Latar belakang
Pada dasarnya suatu perusahaan setiap saat atau secara berkala perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan guna mengetahui kinerja perusahaan. Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan (Gibson dan Boyer, 1980).
Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan.

Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Penggunaan analisis rasio keuangan bank sebagai alat untuk mengetahui masalah kesehatan bank. Sama seperti halnya manusia yang harus selalu menjaga kesehatannya, perbankan juga harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Bank yang tidak sehat, bukan hanya membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi juga pihak lain. Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari dan dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi suatu bank.

Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk mengetahui kondisi bank atau yang dikenal dengan Analisis Tingkat Kesehatan Bank merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam kurun waktu tertentu dan faktor yang mempengaruhinya, dengan menggunakan alat yang disebut CAMELS Rating System yaitu, Permodalan (Capital), Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earning Ability), Likuiditas (Liquidity, dan Sensivitas (Sensivity). Dalam ketentuan Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum maka predikat Tingkat Kesehatan Bank dibagi dalam empat peringkat, yaitu “Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 1 (PK-1) atau Peringkat Komposit 2 (PK-2), ”Cukup Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 3 (PK-3), “Kurang Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 4 (PK-4), dan “Tidak Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 5 (PK-5).

Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank setiap tahun menilai kesehatan bank di Indonesia dengan tujuan membantu manajemen bank apakah telah dikelola dengan prinsip kehati-hatian (prudential) dan sistem perbankan yang sehat sesuai Peraturan Bank Indonesia. Penilaian ini juga menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedang bank yang sakit segera memperbaiki kondisi keuangannya. Penelitian dengan model CAMELS untuk membedakan bank yang sehat dan bank yang tidak sehat. Bank yang sehat diharapkan akan mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu menjaga kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi nasional.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul penelitian mengenai “Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank DKI Tahun 2007-2009 Menggunakan Rasio CAMELS”

1.2 Rumusan dan batasan masalah

1.2.1 Rumusan masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis mengambil permasalahan yang ingin diketahui lebih jauh, yaitu :

1. Bagaimana menghitung tingkat kesehatan PT Bank DKI tahun 2007-2009 menggunakan rasio CAMELS (menurut Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004)

1.2.2 Batasan masalah

1. Sumber data diambil dari laporan keuangan PT Bank DKI tahun 2007-2009.
2. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio CAMELS (menurut Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004)
3. Faktor manajemen dan faktor yang bersifat teknis, sosial, ekonomi yang mendasari kinerja perbankan tidak dibahas dalam penelitian ini karena sulitnya mencari data yang relevan mengenai hal yang diteliti

1.3 Tujuan penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank DKI tahun 2007-2009 menggunakan rasio CAMELS (menurut Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis tingkat kesehatan PT Bank DKI tahun 2007-2009.

1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu ekonomi terutama mengenai penggunaan rasio CAMELS dalam menilai tingkat kesehatan bank.
b. Sebagai informasi bagi ilmuwan lain yang mengkaji dan mengembangkan masalah penggunaan rasio CAMELS dalam menilai tingkat kesehatan bank.

2. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

1.5 Metodologi penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data adalah :
1. Studi Pustaka, dimana penulis melakukan pengumpulan data melalui buku-buku yang berkaitan dengan metode CAMELS dan laporan keuangan bank sehingga dapat membantu penulis dalam penyusunan penulisan ilmiah ini.
2. Observasi, dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan laporan keuangan PT Bank DKI tahun 2007-2009 yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda III No 7-9 Jakarta Pusat

1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, sistematika penulisan terbagi dalam lima bab yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tantang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penulisan ilmiah ini, antara lain pengertian bank,pengertian kesehatan bank, pengaruh rasio CAMEL terhadap tingkat kesehatan bank.

BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan sejarah singkat bank, visi dan misi bank,produk dan jasa bank, struktur organisasi, data / variabel yang digunakan, metode pengumpulan data.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan dan pengolahan data, dengan menggunakan rasio CAMEL untuk menentukan tingkat kesehatan bank menurut dua pandangan yang berbeda.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ilmiah ini serta keterbatasan dalam melaksanakan penelitian tersebut.