Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Jumat, 01 April 2011

Dari Jual Listrik, PLN Raup Rp 102,9T

Penulis: Evy Rachmawati | Editor: Erlangga Djumena

Jumat, 1 April 2011 | 14:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membukukan pendapatan dari penjualan listrik mencapai Rp 102,9 triliun pada tahun 2010. Hal ini berarti ada kenaikan 14,2 persen dibandingkan angka pendapatan dari penjualan listrik tahun sebelumnya sebesar Rp 90,2 triliun.

Demikian disampaikan Direktur Keuangan PT PLN Setyo Anggoro Dewo dalam jumpa pers, Jumat (1/4/2011) di Kantor Pusat PT PLN, Jakarta. Menurut Dewo, kinerja operasi PLN tahun 2010 menunjukkan angka perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam neraca konsolidasi dan laporan laba rugi konsolidasi tahun 2010 terlihat pendapatan dari penjualan tenaga listrik meningkat 14,2 persen. Peningkatan ini di antaranya karena ada kenaikan jumlah pelanggan tahun 2010 sebesar 2,3 juta pelanggan dan kenaikan volume penjualan dari 134,58 giga watt hour (GWh) menjadi 147,297 GWh.

Penambahan jumlah pelanggan dan volume penjualan itu tidak lepas dari komitmen PLN selama tahun 2010 untuk menuntaskan daftar tunggu serta melayani semua permintaan sambungan listrik berapa pun daya yang diminta.

Namun, peningkatan jumlah pelanggan itu juga menyebabkan penambahan produksi energi listrik dan memicu peningkatan konsumsi bahan bakar.

Tahun 2010 PLN mencanangkan gerakan bebas pemadaman bergilir di berbagai daerah. Hal ini juga menaikkan konsumsi bahan bakar sehingga terlihat biaya bahan bakar meningkat dari Rp 76,2 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 84,2 triliun.

Beban usaha atau biaya operasi naik 10,2 persen dibanding tahun sebelumnya dari Rp 135 triliun menjadi Rp 149 triliun. Sementara itu, bauran energi pada tahun 2010 adalah bahan bakar minyak yang turun 23 persen pada tahun sebelumnya menjadi 20 persen.

Sementara bahan bakar gas naik dari 22 persen pada tahun 2009 menjadi 24 persen. ”Curah hujan yang lebih banyak sepanjang tahun 2010 juga menyebabkan kontribusi pembangkit air di dalam bauran energi naik dari 7 persen pada 2009 menjadi 10 persen pada 2010,” kata Direktur Energi Primer PT PLN Nur Pamudji.

Perbaikan bauran energi dari ketiga jenis bahan bakar itu secara optimal bisa mengisi kekurangan dari rencana produksi pembangkit batu bara akibat mundurnya jadwal operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu, PLTU Rembang, dan PLTU Suralaya ke April 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar